Senin, 14 Februari 2011

Peranan Media Pembelajaran Gambar dalam meningkatkan minat belajar Peserta Didik


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sangat pesat menyebabkan munculnya berbagai gejala sosial dan perubahan dalam masyarakat, hal ini memerlukan kesiapan diri dari sumber daya manusia. Guna mengantisipasinya diperlukan program pendidikan yang berkualitas, yang menyediakan berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang luwes, sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh, mandiri tanggung jawab dalam menghadapi tantangan dimasa depan.
 Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme.[1] Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru atau pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa atau pebelajar sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan.
Pada dunia pendidikan khususnya proses belajar mengajar sebenarnya mempunyai banyak sarana dan materi yang secara representatif dapat membantu tercapainya tujuan belajar dalam setiap bidang studi. Media pengajaran pada dasarnya dapat dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas untuk setiap tingkatan di setiap jenjang pendidikan, antara lain yaitu usaha pemanfaatan media gambar untuk meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Kristen.
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat menggunakan alat atau bahan pendukung proses pembelajaran, dari alat yang sederhana sampai alat yang canggih sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman. Bahkan mungkin lebih dari itu, guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan membuat media pembelajarannya sendiri.
Penulis setuju dengan pandangan Halmalik yang menyatakan bahwa,
    “media sebagai alat komunikasi agar lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,    fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, hubugan antara metode mengajar dengan media yang digunakan, nilai atau manfaat media dalam pengajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, berbagai jenis alat dan teknik media pembelajaran dan  usaha inovasi dalam pengadaan media pembelajaran”[2]

Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.
Tuhan Yesus merupakan guru yang memberikan keteladanan bagi peserta didik-Nya.  Dia dapat membangkitkan rasa ingin tahu yang besar dalam diri peserta didik-Nya.  Seperti yang diungkapkan oleh John M. Nainggolan, bahwa:
“Dalam mengajar, Yesus membangkitkan perasaan ingin tahu yang besar sehingga  mendorong murid-murid untuk mencari tahu setiap Firman yang diajarkan-Nya. Pengajaran Yesus menimbulkan rasa haus yang dalam bagi pendengar-Nya untuk menemukan kebenaran yang sesungguhnya.”[3]

Hal tersebut juga diungkapkan oleh James, Michael dan Gregg, bahwa:
“Jesus asked clear, direct, purposeful questions that made his teaching stimulating, spirited, and soul searching. his queries aroused interest, provoked thought, requested information, elicited response, clarified issues, applied trust, and silenced critics.”[4] Yang artinya “mempunyai  tujuan sehingga ajarannya merangsang, memberi semangat, dan memerlukan perenungan. pertanyaannya merangsang minat, menimbulkan pemikiran, mencari informasi, menimbulkan respon, mengklarifikasi masalah, memberikan keyakinan, dan dibungkam kritik.

Tuhan Yesus adalah guru yang sangat kreatif, meskipun Ia hidup di masa lalu, namun Yesus sudah menggunakan strategi pembelajaran dan metode mengajar yang tepat.  Pengajaran-Nya masih relevan digunakan hingga masa kini. Oleh karena itu media pembelajaran terutama media gambar sangat diperlukan untuk menjadikan sebuah alat dalam proses pembelajaran.

BAB II
Peranan Media Pembelajaran Gambar dalam meningkatkan minat belajar Peserta Didik

     Media pembelajaran didefenisikan menjadi dua kata, yaitu media dan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin “Medius” yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Pembelajaran berasal dari kata “ajar” yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui.[5]  Sedangkan “pembelajaran” adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[6] Jadi media pembelajaran gambar  ialah alat perantara berupa gambar  yang memudahkan pendidik untuk membuat peserta didik melakukan proses belajar mengajar. Sedangkan “minat” berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan.”[7]
Dalam proses pembelajaran yang bersumber pada peserta didik aktif, media gambar menjadi salah satu hal yang dapat membuat peserta didik dapat memahami proses belajar dan mengajar. Untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah, pengajar atau guru harus memiliki strategi untuk menentukan cara yang tepat untuk menyampaikan materi kepada peserta didik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. 
Agar dapat menyampaikan materi kepada peserta didik, seorang pengajar harus memiliki media yang tepat dalam mengajar.  Sebelum memilih metode  dan media dalam mengajar, seorang pengajar perlu menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.  Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, seorang pendidik harus mengutamakan keaktifan peserta didik.
  Perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadi sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.  Sekalipun kehadiran teknologi canggih semakin berkembang, metode mengajar yang dianggap tradisional, tetap digunakan oleh para pengajar sampai saat ini.  Metode tradisional yang dimaksud, diungkapkan oleh Sudarwan Danim, yaitu:
“Ceramah diartikan sebagai proses penyampaian informasi dengan jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok materi secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok subjek.  Metode ini paling sering dipakai, terutama untuk menyampaikan materi yang bersifat teoritis ataupun sebagai pengantar ke arah praktik, ataupun dianggap tradisional, maka metode ini tetap populer.”[8]
 Akan tetapi, hal ini kurang menjadi perhatian para pengajar, apakah dengan metode ini peserta didik tetap antusias?  Oleh sebab itu, sebagai pengajar yang menggunakan metode tradisional, hendaknya berupaya agar metode ini, menjadi lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti mata pelajaran yang diajarkan, dan lebih memperhatikan, ketika materi pembelajaran disampaikan. Oleh sebab itu penggunaan media gambar dapat diterapkan sebagai suatu alat untuk memberikan kontribusi yang baik dalam pembelajaran.

Peran Media Gambar Dalam Alkitab

Salah satu contoh dalam Alkitab yang menggunakan penggunaan Media gambar ialah Yesus. Tuhan Yesus sebagai Sang Guru agung menggunakan media gambar sebagai alat media untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengajarannya. Dalam Matius 6:25-34 Yesus ingin menyampaikan suatu pembelajaran yaitu dalam hal kekuatiran, Yesus menggunakan media gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya.
Matius 6:25-30 Yesus menjelaskan,
”25  "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?26  Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?27  Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?28  Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 29  namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. 30  Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
    
     Dalam proses pembelajaran Yesus ingin menjelaskan tentang hal kekuatian kepada murid-murid-Nya dengan menggunakan media gambar. Dengan menggunkan media gambar, Yesus dapat mendekatkan apa yang ingin disampaikan dan murid-murid-Nya dapat memahami dengan jelas apa yang Yesus katakan.
 Sebagai pengajar Yesus mampu menempatkan diri dengan baik kepada siapa peserta didik-Nya.  Dalam buku  A Theology for Christian Education, James, Michael dan Gregg menyatakan:
“Jesus was remarkable because of his character and his message. he communicated  with a deep personal conviction yet a balanced compassion. he was forceful when necessary yet gentle with those who needed more time to grasp the concepts he was teaching. he was forthright with the religious leaders but patient with his own disciples. the character and methods of Jesus warrant detailed examination, for in both we find the secret to what made this individual the master teacher that he is known for nearly two thousand years later.”[9]

Yang artinya adalah :

Yesus luar biasa karena karakter dan pesan-pesannya. ia berkomunikasi dengan keyakinan pribadi yang mendalam namun belas kasih yang seimbang. dia kuat bila diperlukan namun lembut dengan mereka yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk memahami konsep-konsep dia mengajar. dia terus terang dengan para pemimpin agama tetapi sabar dengan murid-murid sendiri. karakter dan metode-metode Yesus menjamin pengujian yang terperinci, karena di dalam kedua hal tersebut  kita menemukan rahasia mengenai apa yang membuat pribadi Yesus menjadi guru besar yang telah dikenal selama hampir dua ribu tahun kemudian.

       Seorang pengajar PAK perlu belajar kepada Yesus sebagai Guru Besar yang menggunakan metode penggunaan media dengan tepat dan karakter yang baik dalam mengajar sesuai dengan peserta didik yang diajar-Nya.


Faktor Yang Perlu di perhatikan dalam Menggunakan Media Pembelajaran Gambar

Teknik Penyampaian
       Berbicara tehnik penyampaian, tentunya berhubungan dengan cara.  Cara yang dimaksud adalah bagaimana supaya, materi pembelajaran, dapat diterima oleh peserta didik.  Dengan penyampaian materi pembelajaran yang menarik, tentu peserta didik akan lebih memperhatikan pelajaran.  Tanpa memperhatikan, peserta didik tidak akan memahami dan mengerti materi pembelajaran tersebut.  Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno mengatakan, bahwa:
“Selama proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk memperhatikan materi, sikap dan teladan yang diberikan oleh guru.  Apabila perhatian siswa berkurang apalagi tidak memperhatikan sama sekali, sulit diharapkan jika siswa mengetahui dan memahami apa yang diuraikan guru.”[10]
  Penyampaian materi pembelajaran merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh pengajar. Oleh sebab itu dalam penyampaian materi diperlukan media pembelajaran yang mampu menjelaskan arti yang dapat ditangkap oleh siswa.
   
 Tehnik Visual
Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan. Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media pembelajaran karena gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja oleh siapa saja. Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
·         Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit
·         Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
·          Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
·         Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja
·         Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Bentuk-Bentuk media Gambar
Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian pokonya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.

Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada.
Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah:
i. benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasan-penjelasan yang perlu
ii. cukup besar dan ditempatkan strategis
iii. penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.

Bagan/Chart
Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow chart), atau bagan garis waktu (time line chart). Bagan atau chart Berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual.
Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain seperti gambar, diagram, atau lambang-lambang verbal.
Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah:
i. dapat dimengerti oleh pembaca
ii. sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit
iii. diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik.

Grafik
Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau simbol-simbol verbal yang berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. Terdapat beberapa macam grafik diantaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.

Kartun
Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar
sederhana dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.

Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Ciri-ciri poster yang baik adalah:
i. sederhana
ii. menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok
iii. berwarna
iv. slogan yang ringkas dan jitu
v. ulasannya jelas
vi. motif dan desain bervariasi

Peta dan Globe
Berfungsi untuk menyajikan data-data yang berhubungan dengan lokasi suatu daerah baik berupa keadaan alam, hasil bumi, hasil tambang atau lain sebagainya. Secara khusus peta dan globe dapat memberikan informasi tentang:
i. keadaan permukaan bumi, daratan, sungai, gunung, lautan dan bentuk daratan serta perairan lainnya
ii. tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain
iii. data-data budaya dan kemasyarakatan
iv. data-data ekonomi, hasil pertanian, industri dan perdagangan

Papan planel
Papan berlapis kain planel ini dapat berisi gambar atau huruf yang dapat ditempel dan dilepas sesuai kebutuhan, gambar atau huruf tadi dapat melekat pada kain planel karena di bagian bawahnya dilapisi kertas amplas. Papan planel merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
Papan Buletin.
Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Media visual lainnya seperti gambar, poster, sketsa atau diagram dapat
dipakai sebagai bahan pembuatan papan buletin.

Fungsi Media Gambar
     Sarana pembelajaran dapat menjadikan sebuah alat sebagai faktor yang dapat menjadi penunjang dalam pembelajaran. Fungsi pertama media gambar adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua ialah sebagai media sumber belajar.


Media Gambar Sebagai alat bantu dalam pembelajaran
     Dalam setiap pembelajaran, materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi disisi lain sangat memerlukan alat bantu berupa sebuah media gambar. Materi ajar dengan tingkat kesulitan yang tinggi sukar dipahami oelh siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar tersebut abstrak dan rumit. Sebagai alat bantu, media gambar mempunyai fungsi melicinkan jalan untuk menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media gambar akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa menggunakan media gambar.
     Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar. Dalam pengajaran Pendidikan agama disekolah maupun di gereja, sangat diperlukan untuk menerapkan pembelajaran visual terhadap siswa. Yesus sang Guru agung selalu memberikan keteladan bagi guru-guru masa kini baik yang mengajar disekolah maupun gereja. Media gambar sangat baik diterapkan untuk menunjukkan sebuah pembelajaran yang sangat mudah diterima oleh peserta didik.
      

BAB III
KESIMPULAN

     Perkembangan teknologi yang semakin canggih menjadi sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.  Sekalipun kehadiran teknologi canggih semakin berkembang, metode mengajar yang dianggap tradisional, tetap digunakan oleh para pengajar sampai saat ini.  Metode tradisional yang dimaksud, diungkapkan oleh Sudarwan Danim, yaitu:
“Ceramah diartikan sebagai proses penyampaian informasi dengan jalan mengeksplanasi atau menuturkan sekelompok materi secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok subjek.  Metode ini paling sering dipakai, terutama untuk menyampaikan materi yang bersifat teoritis ataupun sebagai pengantar ke arah praktik, ataupun dianggap tradisional, maka metode ini tetap populer.”[11]
Oleh sebab itu, sebagai pengajar yang menggunakan metode tradisional, hendaknya berupaya agar metode ini, menjadi lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti mata pelajaran yang diajarkan, dan lebih memperhatikan, ketika materi pembelajaran disampaikan. Oleh sebab itu penggunaan media gambar dapat diterapkan sebagai suatu alat untuk memberikan kontribusi yang baik dalam pembelajaran.
     Contoh dalam Alkitab yang menggunakan penggunaan Media gambar ialah Yesus. Tuhan Yesus sebagai Sang Guru agung menggunakan media gambar sebagai alat media untuk menjelaskan maksud dan tujuan pengajarannya. Oleh karena iru, Seorang pengajar PAK perlu belajar kepada Yesus sebagai Guru Besar yang menggunakan metode penggunaan media dengan tepat dan karakter yang baik dalam mengajar sesuai dengan peserta didik yang diajar-Nya.



DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. Media Pembelajaran, edisi 1. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002)

Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008)

Fathurrohman dan Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Kencana Persada Media Group, 2006)

Hamalik, O. Media Pendidikan, cetakan ke-7. (Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1994)



John M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen
(Bandung : Generasi Info Media, 2007)



James R. Estep Jr. et.  al., A Theology for Christian Education (Tennessee: B&H Publishing Group Nashville,2008), hlm.  138.
,

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa,






[1] Arsyad, A. Media Pembelajaran, edisi 1. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002). Hlm. 45

[2] Hamalik, O. Media Pendidikan, cetakan ke-7. (Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 34

[3]John M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen (Bandung : Generasi Info Media, 2007), hlm.  23.

[4] James R. Estep Jr. et.  al., A Theology for Christian Education (Tennessee: B&H Publishing Group Nashville,2008), hlm.  138.

[5]Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa, hlm. hlm. 13.

     [7]Ibid., hlm. 583.

            [8]Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.  36.
[9]James R. Estep Jr. et.  al., A Theology for Christian Education, hlm.  132.

     [10]Fathurrohman dan Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Kencana Persada Media Group, 2006), hlm. 92.

            [11]Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.  36.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar